Artikel ini akan membahas mengenai CO2 do it
yourself (DIY) yang bisa kita gunakan untuk aquascape.
Gambar 1 - Aquascape
Para penghobi aquascape
tentunya sudah tidak asing lagi dengan gas karbon dioksida atau CO2. Gas CO2 diperlukan oleh tanaman untuk proses
fotosintesis, yang merupakan proses pembuatan makanan untuk tumbuhan itu
sendiri. Dengan fotosintesis, kehidupan dan pertumbuhan tanaman dapat terus
berlangsung.
Gambar 2 - Proses fotosintesis pada tanaman, memerlukan CO2
Jumlah gas CO2 di udara bebas cukup berlimpah,
namun berbeda halnya di dalam air, jumlah gas karbon dioksida terlarut umumnya
sangat kecil, biasanya hanya sekitar satu per seratus dibandingkan kandungan CO2 di udara.
Karena kondisi tersebut, maka injeksi gas CO2 ke
aquascape dapat menjadi pilihan jika ingin menjadikan tanaman aquascape rimbun,
padat, dan terlihat hijau asri (kalau orang jawa bilang: ijo royo-royo). Apalagi jika tanaman yang dipilih adalah tanaman yang berjenis kebutuhan CO2 tinggi, seperti glossostigma, HC cuba, hair grass
atau monte carlo. Tanaman karpet seperti itu mempunyai kebutuhan CO2
yang cukup tinggi dibandingkan tanaman mudah tumbuh seperti berbagai jenis moss,
annubias atau tennelus.
Supply CO2 sendiri dapat dilakukan menggunakan
tabung CO2 beserta kelengkapannya, namun bagi sebagian orang satu set peralatan
beserta gas isinya tersebut cukup mahal untuk sebuah hobi.
Gambar 3 - CO2 tabung dan perlengkapannya
Karena itu, banyak yang membuat CO2 Do It Yourself atau disingkat CO2 DIY, yang akan kita bahas dalam artikel ini. Do it yourself artinya anda dapat merangkai sendiri peralatan dan juga bahan-bahan ramuan penghasil gas CO2 tersebut.
Karena itu, banyak yang membuat CO2 Do It Yourself atau disingkat CO2 DIY, yang akan kita bahas dalam artikel ini. Do it yourself artinya anda dapat merangkai sendiri peralatan dan juga bahan-bahan ramuan penghasil gas CO2 tersebut.
JENIS CO2 DIY
Saat ini, ada 2 jenis metode CO2 DIY yang populer
dan banyak dibuat oleh para penghobi aquascape, yaitu :
- CO2 Gula dan Ragi
- CO2 Sitrun dan Baking soda
Kita akan bahas kedua metode tersebut, mulai
dari prinsip kerjanya, peralatan yang dibutuhkan, bahan-bahan larutan penghasil
gasnya, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing metode.
1. CO2 Gula dan Ragi.
Gambar 4 - Diagram Skema CO2 DIY Gula dan Ragi
Untuk memahami CO2 gula-ragi, perhatikan flow
diagram diatas. Prinsip kerjanya adalah proses fermentasi yang terjadi pada air gula
yang dicampur dengan ragi di dalam botol yang besar, dimana proses fermentasi
ini akan menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol secara perlahan dan terus
menerus, sampai gulanya habis.
Rumus kimia-nya adalah sebagai berikut :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Jika proses pembuatan CO2 hanya pada botol yang
besar, lalu untuk apa botol yang kecil?
Air pada botol yang kecil digunakan untuk menetralisir alkohol yang terbentuk dari reaksi gula dan ragi, sehingga gas yang di injeksikan ke aquarium adalah murni CO2 saja. Jika alkohol ikut masuk ke dalam aquarium, bisa mempengaruhi kesehatan ikan dan fauna lain yang ada didalamnya.
Air pada botol yang kecil digunakan untuk menetralisir alkohol yang terbentuk dari reaksi gula dan ragi, sehingga gas yang di injeksikan ke aquarium adalah murni CO2 saja. Jika alkohol ikut masuk ke dalam aquarium, bisa mempengaruhi kesehatan ikan dan fauna lain yang ada didalamnya.
Peralatan yang dibutuhkan untuk membuat CO2 gula
ragi adalah :
- botol air minum kemasan ukuran satu setengah liter atau lebih besar,
- satu botol kecil untuk penetralisir alkohol, selang kecil secukupnya (bisa selang hydroponic atau selang aerator),
- konektor dan lem sesuai kebutuhan.
- botol air minum kemasan ukuran satu setengah liter atau lebih besar,
- satu botol kecil untuk penetralisir alkohol, selang kecil secukupnya (bisa selang hydroponic atau selang aerator),
- konektor dan lem sesuai kebutuhan.
Gambar 5 - Contoh satu set CO2 DIY Gula dan Ragi
Bahan-bahan untuk membuat larutannya sangat
mudah didapatkan. Kita hanya perlu gula pasir dan ragi instan.
Gula pasirnya bisa merk apa saja, mudah di dapat di
mini market, bahkan dengan ukuran yg sudah pas sesuai kebutuhan kita. Kabar
baiknya lagi, justru gula yang warna kuning (yang biasanya harganya lebih
murah) akan lebih baik untuk dipakai membuat sistem CO2 ini.
Gambar 7 - Gula dan Ragi Instan, bahan untuk CO2 DIY Gula-Ragi
Untuk ragi instan, seperti merk yang terlihat dalam gambar 7, memang tidak ditemukan di mini market di dekat rumah kita, tapi tersedia di swalayan yg
lebih besar, seperti (maaf menyebut merk) carrefour, hypermart, giant, lotte, superindo, dan lain-lain.
Bahan-bahan lain, seperti baking powder dan agar-agar putih, sifatnya hanyalah tambahan. Bisa digunakan sebagai campuran supaya gas
yg dihasilkan lebih awet.
Yang perlu diingat, bahwa bahan yang utama hanyalah GULA dan RAGI. Kesimpulannya : bahan untuk CO2 gula-ragi sangat mudah didapat.
Dengan campuran murni gula 250 gram, ragi ½
sendok teh, dan air satu liter dalam botol air mineral 1,5 liter, tanpa tambahan bahan
lain, biasanya menghasilkan gas CO2 selama kurang lebih dua minggu.
2. CO2 Sitrun dan Baking Soda
Untuk CO2 DIY jenis ini memang sedikit rumit, baik dari pemahaman prinsip kerjanya maupun praktek pembuatannya.
Prinsip kerjanya adalah reaksi antara sitrun alias
citric acid dengan baking soda alias sodium bikarbonat.
3NaHCO3 + C6H8O7 =
C6H5Na3O7 + 3CO2 + 3H2O
Sodium Bicarbonate + Citric Acid -- Sodium Citrate + Carbon Dioxide + Water
Sodium Bicarbonate + Citric Acid -- Sodium Citrate + Carbon Dioxide + Water
Reaksinya memang terlihat sederhana, hanya pencampuran sitrun
dan baking soda.
Akan tetapi masalahnya, reaksi kedua bahan
tersebut harus dilakukan secara perlahan dan sedikit demi sedikit. Jika tidak,
kedua bahan akan segera habis dalam waktu singkat dan gas CO2 dalam jumlah
sangat besar dihasilkan dari reaksi tersebut. Hal ini berbeda dengan gula ragi,
dimana meskipun kita campurkan semua bahannya dalam satu botol, proses fermentasi
akan berjalan perlahan seiring kecepatan ragi dalam memakan gula.
Untuk CO2 sitrun-baking soda, supaya reaksi berlangsung sedikit demi sedikit, harus dibuat dengan menggunakan 2 buah botol besar sesuai gambar diatas.
Hal penting yang harus diperhatikan dari diagram
tersebut adalah:
Pertama, kita harus punya valve atau keran
pengatur aliran yang cukup handal, yang berfungsi untuk ‘mencekik’ aliran
fluida yang beraksi. Jika keran ini terbuka lebih lebar dari yang diharapkan,
maka aliran fluida dan reaksi akan menjadi lebih cepat, aliran CO2 juga lebih cepat,
dan akhirnya sitrun dan baking soda di dalam botol akan cepat habis.
Yang kedua, koneksi tiap sambungan harus rapat dan sangat kencang, tahan untuk tekanan tinggi. Jika tidak, maka kebocoran dan pecah sambungan adalah resikonya. Botol yang dipilih untuk reaksi juga harus pakai botol untuk minuman berkarbonasi, yang biasanya lebih tebal, lebih tahan untuk tekanan tinggi.
Gambar 10 - Botol minuman berkarbonasi, tahan untuk tekanan yang lebih besar
Bahan sambungan dan tutup botolnya akan lebih
terjamin tidak bocor kalau pakai satu set buatan pabrik seperti gambar dibawah ini, bisa
dibeli online, misalnya di bukalapak atau tokopedia.
Gambar 11 - Satu set perlengkapan untuk CO2 sitrun dan baking soda, tutup botol buatan pabrik
Bahan larutan yang diperlukan juga agak sulit didapat, tidak akan ketemu di minimarket. Baking soda mungkin bisa didapat di swalayan besar, tapi yang namanya sitrun, harus dibeli di toko bahan kimia, atau mungkin di toko bahan pembuat kue. Kalau mau mudah mendapatnya, (lagi-lagi) bisa beli online.
Gambar 12 - Salah satu toko bahan kimia franchise yang menjual eceran
Nah, kalau memang serumit itu, untuk apa pakai
sitrun dan baking soda? Jawabannya adalah : dengan metode ini, kita akan
mendapatkan tekanan CO2 yang cukup tinggi, yang bisa menembus diffuser buatan
pabrik, sehingga CO2 bisa di injeksikan ke aquarium dengan buble sangat lembut
seperti asap. Hal ini memastikan CO2 lebih banyak larut dalam air aquarium
karena lebih luasnya bidang kontak antara gas dengan air.
Perbandingan CO2 Gula-Ragi vs Sitrun-Baking Soda
Nah, bagi anda yang ingin memulai membuat DIY CO2, apakah sebaiknya memilih gula-ragi, ataukah sitrun-baking soda?
Mari kita lihat dulu kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing metode ini.
CO2 Gula Ragi,
(+) Kelebihannya :
- Peralatan botol dan selang serta koneksinya mudah didapat dan mudah dibuat
- Bahan-bahan larutannya mudah didapatkan di supermarket
- Bisa tahan lama, minimal 2 minggu menghasilkan gas. Bahkan ada yang mengklaim bisa mendapatkan lebih dari 2 bulan, dengan menambahkan bahan baking powder, pupuk NPK, dan pupuk dekastar.
- Tidak ada resiko meledak, dan tidak perlu mengatur bukaan keran/valve.
(-) Kekurangannya :
- Tekanan yang dihasilkan relative kecil, tidak bisa menembus atomizer/glass diffuser buatan pabrik
- Cara mengatur kecepatan CO2-nya (buble per seken) tidak bisa fleksibel. Pengaturan kecepatan yaitu dengan menambah botol reaksi atau menambah jumlah takaran ragi.
- Ada bau alkohol jika botol dibuka pada saat penggantian larutan
Sitrun-Baking Soda
(+) Kelebihannya:
- Tekanan yang dihasilkan besar, sekitar 30 psig, bisa menembus atomizer
- Kecepatan CO2 mudah diatur dengan keran/valve (harus yang punya kehandalan yang baik, bahan metal)
- Tidak berbau
(-) Kekurangannya :
- Peralatannya agak sulit didapat dan relative lebih mahal : keran pengatur kecepatan harus yang handal, selang harus yang tebal (tidak bisa asal selang aerator/hydroponic), tutup botol kalau mau aman harus pakai pabrikan.
- Jika tidak pakai tutup botol pabrikan, resiko bocor cukup besar.
- Bahan-bahan pembuat larutan tidak mudah didapat di supermarket.
- Menggunakan 250gr sitrun dan 250gr baking soda, paling lama tahan bisa hanya sampai 3 minggu (tergantung bukaan keran)
Kesimpulan dan Saran
Dari paparan diatas, jika anda pemula, kami merekomendasikan untuk membuat CO2 Gula-ragi, karena peralatan dan bahan-bahannya mudah didapat, dan juga mudah dibuat.
Dari paparan diatas, jika anda pemula, kami merekomendasikan untuk membuat CO2 Gula-ragi, karena peralatan dan bahan-bahannya mudah didapat, dan juga mudah dibuat.
Bagaimana mengenai tekanan yang kurang kuat?
Jangan khawatir, ada banyak cara alternative untuk melarutkan CO2 ke dalam
aquarium, diantaranya dengan cara membuat DIY diffuser, atau bisa juga dengan
mixing ke dalam powerhead atau filter.
Karena fleksibilitas dan kemudahan CO2
gula-ragi, kami akan membuat tulisan lain mengenai bagaimana cara membuat
perangkat keras atau hardware-nya (termasuk cara-cara melarutkan ke dalam
aquarium) dan juga bagaimana cara membuat larutannya (dalam hal ini termasuk
larutan yang tahan lama dengan bahan tambahan pupuk NPK dan pupuk dekastar).
Itulah tips dari kami mengenai CO2 DIY untuk
aquascape.
Artikel ini juga tersedia dalam bentuk video interaktif, yang bisa di akses pada link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=5iw83KuneBc
(Paramita Media - Jakarta 2016)
Artikel ini juga tersedia dalam bentuk video interaktif, yang bisa di akses pada link berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=5iw83KuneBc
(Paramita Media - Jakarta 2016)